Friday 19 November 2010
Apakah Kreativitas itu ?
Mengapa Manusia Berkreasi ?
Perlu Keseimbangan Otak Kiri dan Kanan
Eileen menjelaskan, IQ merupakan angka yang dipakai untuk menggambarkan kapasitas berpikir seseorang dibandingkan dengan rata-rata orang lain. Pada umumnya IQ rata-rata orang diberi angka 100.
“IQ hanya digunakan antara lain membayangkan ruang, melihat lingkungan sekeliling secara runtut dan mencari hubungan antara satu bentuk dan bentuk lainnya. Tetapi IQ tidak mengukur kreativitas, kemampuan sosial, dan kearifannya,” katanya.
Sementara itu, kecerdasan anak dilihat dari pemahaman dan kesadaran terhadap apa yang dialaminya. Kemudian di dalam pikirannya, pengalaman itu diubah menjadi kata-kata atau angka. Karena itu, Eileen menekankan pentingnya pemahaman. ”Karena pemahaman adalah kombinasi antara upaya memperbanyak masukan melalui pancaindra dan pengetahuan yang sudah dimiliki,” jelas Eileen.
Bagaimana mengoptimalkan kecerdasan anak? Eileen menyarankan agar para orang tua meningkatkan cara belajar, membaca, dan mengulang. Misalnya, untuk memperkenalkan cara membaca, ibu membantu anak dengan memberi garis di bawah kata-kata yang penting, meminta anak membaca dengan suara keras dan menjelaskan makna bacaannya.
Selain itu, orang tua juga mengenalkan strategi, mengambil keputusan yang rasional, mencetuskan ide selancar mungkin, midmapping, meningkatkan perbendaharaan kata-kata, berpikir sambil membayangkan, humor, berpikir kritis, dan bermain. Tujuannya menyeimbangkan kerja otak kiri dan kanan, karena struktur otak belahan kiri dan kanan mempunyai tugas yang berbeda.
Kenapa perlu menyeimbangkan kerja otak kiri dan kanan? Eileen mengatakan agar anak bisa membaca lancar dengan pemahaman penuh, menulis secara kreatif, mengeja, mengingat, mendengar, berpikir sekaligus pada saat yang sama atau menjadi juara pada cabang olahraga tertentu. Semua itu dibutuhkan koordinasi otak kiri dan kanan dengan baik serta terlatih.
Tetapi menyeimbangkan kerja otak kiri dan kanan bisa pula melalui kebiasaan. Eileen menjelaskan, misalnya dengan menikmati musik dan kesenian, menikmati warna, ruang dan bentuk, menghargai kreativitas dan menghargai kepekaan perasaan.
Sementara itu, dr Andre Meaza mengatakan bahwa masa usia dini merupakan periode emas untuk melakukan proses stimulasi aktif melalui proses pengindraan dengan tujuan membentuk wiring system. ”Tahapan awal kehidupan anak merupakan tahapan penting karena anak sudah mampu menerima keterampilan dan pengajaran sebagai dasar pengetahuan dan proses berpikir.”
Andre juga menjelaskan, separuh perkembangan intelektual anak berlangsung sebelum memasuki usia 4 tahun. Justru perkembangan kognitif usia 17 tahun merupakan akumulasi perkembangan dari anak lahir.
Menurut Andre, anak berusia 0-4 tahun memiliki perkembangan kognitif sebesar 50%, 4-8 tahun sebesar 30% dan 9-17 tahun sebesar 20%. ”Memang perkembangan otak sebelum usia 1 tahun lebih cepat, tetapi kematangan otak berlangsung sesudah anak lahir,” katanya.
Dia mengingatkan bahwa pengaruh lingkungan awal pada perkembangan otak akan berdampak lama. Oleh karena itu, anak yang mendapat stimulasi lingkungan yang baik, fungsi otaknya akan berkembang lebih baik.
Wednesday 10 November 2010
inspirasi kreatif
Bingung cari inspirasi? bingung cari suatu yang kreatif?
Berpikir kreatif dan mencari inspirasi adalah suatu hal yang paling asyik lho!
kenapa?? karena berpikir kreatif itu adalah berpikir secara bebas. Tak ada batasan bagi pemikiran-pemikiran kreatif dan inspiratif. Kreatif bisa dipaksa?
Jawabannya BISA!
kenapa tidak?
banyak sekali tokoh-tokoh terkenal yang kreatif karena kepepet.
Contohnya yaitu Jendral Sudirman, berikut kisahnya:
Dengan berbekal materi seadanya Sang Jenderal memimpin pasukannya berperang melawan tentara sekutu yang diboncengi tentara Belanda.
Dengan ditandu Jenderal Soedirman keluar masuk hutan, naik dan turun gunung memimpin pasukan, meracik strategi perang geriliya. Kurang lebih selama tujuh bulan lamanya dengan rute Yogyakarta sampai Malang.
Setelah Belanda mendapatkan informasi dari salah satu penghianat di internal pasukan Jendral Soedirman. Belanda kemudian mengepung keberadaan Jenderal Soedirman.
Taktik ini digunakan untuk mengelabui Belanda yang akan menangkap dirinya.Dikarenakan Belanda tidak menemukan adanya tentara di sana, maka mereka pun memutuskan untuk pergi. Maka selamatlah Jendral Sudirman dan pasukannya.
“Kita Bisa Lebih Kreatif jika kita dalam keadaan terjepit oleh waktu”
Kreatif Itu Bisa Dilatih
Cara paling mudah untuk melatih rasa kreatif dalam diri kita adalah, membiasakan membaca, JANGAN MALAS :)
dan ketika kita mendapat ide, inspirasi atau suatu hal yang kreatif, segeralah abadikan berupa tulisan maupun gambar. Karena bukannya tidak mungkin suatu hal kreatif yang saat itu dinggap tidak realistis, bisa berguna di lain hari.
Yang terakhir adalah KRITISI suatu hal yang baru, baik itu dari sudut desain maupun maknanya, hal itu sangat mengasah pola pikir kita dalam menerjemahkan suatu hal. semakin luas pengalaman dan wawasan kita, semakin kreatiflah kita.
MAJU TERUS INDUSTRI KREATIF INDONESIA!